" Pernyataan yang sangat pesimistis "
gambar : dari google
“ Kalau saja saya dapat memotong tubuh ini
menjadi dua bagian dan tidak mati, mungkin sudah saya lakukan dari sejak
kemarin sebelum semuanya menjadi semakin semrawut “
Saya kira
mengambil pilihan komprehensif adalah pilihan yang tepat bagi mahasiswa yang
gak mau ribet seperti saya. Sempat pula saya membayangkan bagaimana mudahnya
alur cerita perkuliahan diakhir ini berjalan “ah, palingan tinggal sidang doang”
dan ternyata tidaklah sedemikian simplenya alur yang harus dilewati mahasiswa
tingkat akhir. Kemarin, ya beberapa hari kemarin saya masih bisa tertawa lepas tanpa
hambatan seperti dihantui bayang-bayang nilai, urut-urutan maju sidang yang
melahirkan tanda tanya ‘kapan’ dan masih banyak lagi masalah-masalah baru yang
bermunculan. Tapi yang membuat saya heran kenapa bisa secepat ini masalah-masalah
itu datang. Dan kenapa pula datang disaat saya akan melakukan sebuah perjalanan
untuk berlibur.
Masalah terberat adalah ketika membuka studentsite dan
menemukan deretan nilai-nilai yang sangat-sangat diluar perkiraan. Terlintas
pertanyaan, berapa uang yang harus saya keluarkan untuk biaya perbaikan, berapa
lama waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan semuanya, bagaimana saya
mengatur antara urusan nilai dan sidang. Hanya itu yang saya pikirkan sampai
sekarang, sampai saya tidak tahan lagi dan menuliskan semua unek-unek ini. Dan
ketika saya cek urusan cheat dan database (buat yang ngerti) dan ternyata tidak
tersedia untuk mata kuliah ‘tersebut’. MATI DAH GUA!! KELARR!!
Saya pernah mendengar dan membaca kalimat yang entah darimana
dan apa maksudnya “orang mah tau nya aku tuh enak aja gitu, pedahal mah sedih
tau kalo diceritain teh” adalah kalimat yang sangat pas banget dilontarkan
kepada siapa saja yang kurang mengerti keadaan saya seperti saat sekarang ini. Saat
ini saya tidak lagi bisa memikirkan hal-hal diluar masalah perkuliahan ‘boro-boro’
mikirin liburan dan bersenang-senang.
Balik lagi kepada imajinasi spontan pada kalimat awal
diatas “andai saya bisa memotong tubuh menjadi dua bagian”. Kenapa saya sampai
segila itu berimajinasi? Jawabannya simple, karena saya manusia. Manusia yang
selalu membutuhkan keseimbangan dalam hidup. Seimbang adalah dimana takaran
masalah dan kecerdasan emosi dalam titik yang sejajar. Setiap manusia pasti punya
masalah, entah itu masalahnya ringan atau berat akan tetapi setiap masalah
bagaimana bentuknya akan mudah diselesaikan apabila dalam diri kita sudah
terasa cukup rasa senang dan bahagia. Dan karena saya gagal liburan otomatis
saya kekurangan takaran kesenangan, motivasi dan semangat untuk menghadapi
persoalan ini. Dan apabila saya bisa membagi tubuh ini menjadi dua bagian sudah
pasti saya akan berlibur dan tubuh yang satu lagi mengurus urusan perkuliahan.
Haha terkadang masalah yang berat melahirkan imajinasi yang aneh (gila).
Persoalan baru muncul ketika “andai ada orang yang bisa
mengerti keadaan saya, yang bisa membantu menyelesaikan semuanya sedikit demi
sedikit, setidaknya mendampingi hanya sekedar memberi semangat” kadang galau
muncul disaat-saat seperti ini. Saya kira tidak ada, siapa pula yang peduli
dengan urusan orang kan?
Entahlah kualitas menulis blog dan inspirasi saya
akhir-akhir ini seperti sedang berada di level terbawah. Sehingga banyak sekali
keluhan yang sebenarnya tidak pantas juga untuk dijadikan bahan tulisan. Akan
tetapi inilah hal yang bisa saya lakukan ditengah situasi seperti sekarang ini.
Hanya menulis secara melankolis yang bisa saya lakukan. Sampai kapankah ?
Entahlah
“ Aku butuh seseorang yang bisa mengerti “
22 Agustus 2015