" My Danbo "
gambar : dokumen lama
Beberapa bulan belakangan ini saya sangat tidak tertarik
untuk membuka laptop, entah itu hanya sekedar mendengarkan musik, nonton film
atau iseng main game. Entahlah, seharusnya sebagai seorang sarjana komputer
malas membuka laptop adalah sesuatu yang haram dan tidak boleh dibiarkan. Oh
maaf saya belum sempat bercerita kalau sekarang saya bukan lagi mahasiswa,
sekarang saya sudah jadi sarjana fresh graduate alias pengangguran bersertifikat.
Penambahan gelar dibelakang nama menjadi S.Kom cukup membuat bangga namun cukup
lucu untuk mengenang setiap cerita pahit getir proses pencapaiannya, dan bagi
saya pribadi gelar S.Kom sangat bisa diartikan sebagai ‘Sarjana Komedi’
walaupun terdengar mengada-ada memang.
Hal yang menjadi masalah baru saat ini adalah ketika
bingung harus ngapain untuk mengisi
waktu luang. Yang saya lakukan kemudian hanyalah menumpahkan ‘curhat’ tentang
kebosanan saya menulis dengan cara menulis. Itu artinya ya saya menulis lagi
dong.. Menyadari itu saya kemudian merasa jadi sangat tumpul dan mandul untuk
mencari solusi. Sebenarnya saya suka membaca. Tapi saat ini saya tidak (pernah)
punya cukup dana untuk membeli buku baru yang saya inginkan. Saya cuma ingin
mengisi waktu. itu saja.
Beberapa kawan saya ingin sekali (katanya sih) melupakan
masa lalunya yang indah dan tragis (campur-campur). Mereka kemudian meminta
saya untuk mengedit beberapa photo kekasihnya itu. Ada juga yang meminta
dibuatkan film pendek sejenis klip dengan memakai slide dari photo-photo
koleksi ‘masa lalunya’ itu. Menurut saya ini adalah orang paling gila.
Bagaimana bisa lupa jika pada prakteknya mereka justru melakukan sesuatu untuk
mengenang. Pada akhirnya percuma juga sumpahnya untuk melupakan itu diucapkan
lewat bibirnya yang getir dan kelu.
Seorang kawan dekat saya ketika sedang berada di Sukabumi
pada suatu malam mengirim LINE. Saya menduga ia mengirimkan saya LINE sambil
minum dan mabuk (mungkin di alun-alun atau dipinggir jalan lainnya). Disitu ia
mengatakan bahwa minum dan mabuk itu bukanlah media untuk melupakan sesuatu
(mantan pacar atau kecengan misalnya), tapi minum dan mabuk adalah media untuk
mengenang. Dengan itu maka tiap tetes yang dinikmati menjadi punya makna. Oh
shit, mengapa tiba-tiba ia menjadi begitu cerdas dengan pikiran seperti itu. Sayangnya
saya sudah tidak lagi mengenal minuman-minuman semacam itu sejak lama. Mungkin
nanti saya akan memberikan ia saran untuk mengerjakan Laporan Tugas
Akhirnya-nya sambil mabuk saja. Tidak apa-apa kalau dengan cara itu ia menjadi
lebih brilian dan bersemangat. Dari pada kondisi normal tapi mentok. Kapan
lulus kuliahnya kalau begitu. iya kan?! Hehehe saya cukup cerdas juga nih.
Terlalu banyak contoh disekitar kita. Dari presiden,
politikus, anggota dewan, tokoh masyarakat, kiyai, rampok, garong dan lain sebagainya.
Copet teriak copet pun terjadi. Saya pun yakin, kita juga sering melakukan hal
bodoh itu. Niatnya tidak ingin melakukan hal itu tapi malah kita lakukan dan
jalani(dengan atau tanpa sadar). Bersumpah untuk melupakan tapi malah terjebak
dalam lamunan panjang yang penuh romantisme syahdu tai kucing. Macam betul
saja, Itu seperti seorang maling atau perampok yang melarikan diri dari penjara
Polsek Cigombong dan memutuskan untuk bersembunyi di penjara Polsek Caringin.
Ya sama saja.
Sudahlah, mungkin memang harus sedikit
bersabar dengan apa yang saya jalani saat ini. Berpikir positif kadang mudah
luntur dengan kelakuan orang-orang terdekat macam tak mengerti keadaan diri.
---
Cigombong, 2:47 AM ---
28
Desember 2015