Antara Skripsi Dan Kompre

Selasa, Februari 03, 2015


" galau nich ye "
gambar : dari salah seorang teman blogger


Semester 8 alias semester akhir sudah didepan mata. Ketika semester ini merubah kebiasaan para mahasiswa menjadi agak sedikit rajin dan mau ke kampus untuk mengurus urusan yang harus diurus seperti kewajiban kursus, workshop, ujian mandiri, penulisan ilmiah dan segala urusan-urusan lain.
Namun ada yang menarik pada semester akhir ini dimana kata “skripsi” menjadi kata yang membingungkan dalam pikiran kami. Sebagian mahasiswa berharap mendapat SK (surat keputusan) dari jurusan untuk menyelesaikan tugas akhir dengan skripsi. sebagian lagi berharap, tidak mendapat SK skripsi karena berbagai alasan dan lebih memilih komprehensif atau kompre. Skripsi atau Kompre menjadi pilihan yang sulit bagi sebagian besar mahasiswa tingkat akhir.

Menyikapi hal ini saya juga merasa kebingungan (tadinya) antara mengambil skripsi atau kompre untuk tugas akhir. Tapi akhirnya keputusan sudah bulat untuk mengambil “Komprehensif” hasil dari beberapa pertimbangan dan alasan-alasan yang kuat.

Kenapa harus kompre ?
Menurut saya skripsi dan kompre sama saja namun kata “kompre” saat ini menjadi kata yang agak sedikit memalukan bagi mahasiswa karena kompre dianggap sebagai jembatan agar mahasiswa tersebut cepat lulus tanpa usaha yang berarti (skripsi). Kompre juga dianggap hanya untuk mahasiswa ber IPK rendah. Dan semua itu membuat mahasiswa menjadi ‘gengsi’ sehingga kurang memahami arti dari kompre dan skripsi tersebut.

Alasan pertama saya tidak mengambil skripsi adalah Saya tidak mendapatkan SK dari jurusan.
Kedua, Menganggap skripsi dan kompre “sama saja”
dan yang ketiga, menghindari kecenderungan formalitas. Saya sudah mengalami bagaimana membuat tulisan ilmiah pada saat PI semester kemarin dan itu sama saja seperti membuat skripsi. Kita dituntut untuk bisa menghasilkan suatu karya ilmiah yang sistematis dan logis dalam bentuk tulisan. Yang jadi masalah disini adalah ketika mahasiswa kurang bisa berpikir ilmiah, tidak sanggup melakukan observasi, dan menuangkan gagasannya secara tertulis, ini bahaya. Hal ini dapat mengakibatkan skripsi dibuat asal-asalan, pembimbingan yang tidak serius, hingga timbulnya gejala penjiplakan dan bagaimana bagi mahasiswa yang tidak terbiasa menulis, tidak terbiasa mengemukakan hasil karyanya. Sudah pasti kalau terlalu dipaksakan kualitas dari hasil karyanya atau skripsinya tidak berbobot dan tidak berkualitas.
Perlu kita garis bawahi bahwa tujuan dari skripsi diantaranya adalah untuk melatih mahasiswa agar dapat menghasilkan sesuatu dan dapat terbiasa menulis karena skripsi disebut juga karya tulis ilmiah. seharusnya kemampuan-kemampuan itu bisa diperoleh tanpa harus menulis skripsi. Saya pribadi selalu menulis dalam bentuk jurnal-jurnal dalam tugas-tugas softskill, posting tulisan pada studentsite, dan sama seperti temen-temen yang lain. Kalau sudah memiliki kemampuan seperti itu. Untuk apa capek-capek skripsi ?
Satu hal lagi, pembuatan skripsi cenderung memperlama masa studi. Seseorang yang tidak terbiasa menulis, akan menghabiskan waktu sampai dua tahun atau lebih untuk menulis skripsi. Belum lagi hambatan-hambatan yang bersifat prosedural, kesulitan mahasiswa menemui dosen pembimbingnya dan ya you know lah.
Tapi terlepas dari itu jangan pula kita meremehkan kompre. Ujian kompre termasuk ujian yang dikategorikan lumayan hese. Mahasiswa dituntut untuk bisa menguasai materi dari semester awal sampai akhir dalam bentuk matakuliah pilihan yang di ujikan.
Menurut saya mahasiswa layak lulus dan disebut sarjana adalah mahasiswa yang menguasai apa yang telah diajarkan selama dia kuliah dan dibuktikan pada saat “sidang kompre” karena menurut saya kompre adalah ujian yang bener-bener ujian dan sidang yang bener-bener sidang sebagai bahan pertimbangan mahasiswa tersebut layak atau tidak. Seperti jargon para senior dikosan “kalau lo laki pasti kompre!” nada yang sedikit provokatif namun bener banget.

Kita bebas memilih, tidak ada yang beda dari skripsi dan kompre semuanya adalah tugas akhir dan syarat kelulusan. Tapi saya ingin sharing pendapat kepada temen-temen seangkatan lewat tulisan ini. Pilihlah dengan hati bukan dengan gengsi. Skripsi adalah karya yang harus dipertanggung jawabkan. Lebih baik menulis cerpen dari pada menulis skripsi yang tebal dan tidak berkualitas.

Semoga kita semua dapat bijak dalam memilih sebuah pilihan. Termasuk memilih antara skripsi dan kompre.

salam,
- Muhamad Syahid Abdurrahim –


3 Februari 2015

You Might Also Like

27 komentar

  1. pretttt, bener banget id, menurut gw skripsi itu sebenernya emang ditujukan buat mereka mereka yang bisa nulis dan sering melakukan penelitian, tapi kebanyakan orang bilang sih yang namanya skripsi itu ya buat pembuktian intelektualitas lo selama masa perkuliahan, disuruh-suruh sama dosen pembimbing seenak udel yang kalo mereka sendiri kerjain belom tentu kelar,
    tapi bagi yang jarang nulis and doyan belajar, menurut gw skripsi itu sesuatu yang maksain banget buat menuhin isi perpus yang belom tentu dibaca lagi, sia sia lah
    udah gitu, percuma aje kan setelah kuliah yang namanya skripsi nggak begitu ngaruh sama dunia kerja..bahkan sama aja kaya kompre, pas lulus lo sama-sama keluar dengan ijasah yang sama, plus tambahan lampiran kalo lo bikin skripsi.
    kalo pas kerja skill lo kalah sama mereka yang kompre, lah tambah malu lagi.
    mending skripsi diapus aje..hahaha

    BalasHapus
  2. Betul man, mahasiswa harus paham tujuan.
    thanks dah mampir hehe

    BalasHapus
  3. stuju bgt nih gan ane buat apa bkin skripsi klo ujungnya jd ngjiplak dsb , blm lg klo dpt dosen pembimbing yg so so sibuk , kapan coba kelarnya :3
    udh ane orgnya ga suka bkin gtu2an , observasi dsb lah . pas sma aja dsruh bkin PI kabur2an wkwk mana bntar lg smester 6 , ktmu PI lagi -_-

    BalasHapus
  4. Sip. Thanks udah mampir gan. Sukses buat PI smester 6 nya :)

    BalasHapus
  5. mantap, gw setuju bangeettttt id.
    pengen keliatan gaya ngerjain skripsi tapi mala bikin stress sendiri dan akirnya COPAS, yg lebih parah bayar orang bwt ngerjain skripsi. sayang, buang2 duit. mending di tabung atau modal usaha kan lebih keren.
    gelar SARJANA harus di pertanggung jawabkan tuh bkan bwt pormalitas ajj. bagaimana menjadi pribadi yang memberikan kontribusi untuk bangsa ini.

    BalasHapus
  6. mantap, gw setuju bangeettttt id.
    pengen keliatan gaya ngerjain skripsi tapi mala bikin stress sendiri dan akirnya COPAS, yg lebih parah bayar orang bwt ngerjain skripsi. sayang, buang2 duit. mending di tabung atau modal usaha kan lebih keren.
    gelar SARJANA harus di pertanggung jawabkan tuh bkan bwt pormalitas ajj. bagaimana menjadi pribadi yang memberikan kontribusi untuk bangsa ini.

    BalasHapus
  7. setubuhhh ehhh setujuu,,,,mau TA aja dibikin aturan IPK minimal 3,mending kompre aja toh hasil akhir sama aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kmpus apa ya? Ko bisa min 3. Klo kmpus dy min 3.25

      Hapus
    2. dikampus saya minimal 2.4 wkwkwkw

      Hapus
  8. Keren ya, setidak nya semua harus di pertanggung jawabkan atas apa yg telah kita pelajari dari semster awal hingga akhir, dengan kemampuan dan pemikiran yg luas serta doa kita bisa melaksanakan semuanya dengan maksimal :)

    BalasHapus
  9. Keren ya, setidak nya semua harus di pertanggung jawabkan atas apa yg telah kita pelajari dari semster awal hingga akhir, dengan kemampuan dan pemikiran yg luas serta doa kita bisa melaksanakan semuanya dengan maksimal :)

    BalasHapus
  10. betul banget nih, tapi aneh nya di kampus gua kompre itu di wajibin untuk syarat sebelum skripshit

    BalasHapus
  11. Maaf mau nanya kalau kompre di ijazah ada tulisan kompre nya gk ?? Bantu jawab donk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga ada kok mbak disha, paling dicantumkan di transkrip nilai dengan nama penulisan ilmiah.

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  13. Klo pandangan di perusahaan gmn gan tentang ijazah kompre vs skripsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ada bedanya gan dapet ijazah dari hasil skripsi atau kompre. skripsi atau kompre itu kan prosedural aja. paling yg dilihat perusahaan transkrip nilai, akreditasi universitas dan skill agan sebagai pencari kerja.

      semoga menjawab yaa.. terima kasih :)

      Hapus
    2. Iya kaprodi di kampus saya juga sama bilangnya kek gtu hehe..

      Hapus
  14. Kak mau nanya kalau seumpama dapat skripsi tapi pengen pindah ke kompre bisa gak yaa

    BalasHapus
  15. Kk mau tanya.. Saya kan semester 3 nah itu kita kompre dan itu harus bayar per MK... GIMANA tanggapan kalian..
    Apakah memang kompre itu hrs bayar

    BalasHapus
  16. Jadi kita bisa lulus tanpa skripsi?

    BalasHapus
  17. saya mau nanya ijazah skripsi sama ijazah komprehensif sama apa beda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo di kampus ane sama. Tapi di transkrip beda. Ga ada keterangan judul skripsi nya.

      Hapus
  18. Lagi mau daftar skripsi nih. Tapi baca koment nya pengen kompre aja deh wkwk

    BalasHapus

Popular Posts