"The mike flower pop"
gambar : google
"Menulis tanpa mendengar bagai mencumbu tanpa menyentuh"
Pemikiran tersebut lahir bukan tanpa sebab. Dari sekelumit
pembahasan-pembahasan penelitian dan revisi inkonsisten dosenku tercinta. Membulak
balik kata mencari pernyataan meramu fakta dan menjadi informasi yang cantik
membuat saya menjadi sedikit stress menjalani hari-hari terakhir pendidikan
master disini. Ketika buntu dan bingung harus menulis apa, kemudian yang harus saya
lakukan adalah banyak mendengar. Bukannya membaca karena saya hanya ingin sedikit
beristirahat dari dunia penelitian yang super serius ini.
Buat saya yang punya pengalaman spiritual dengan
musik-musik ‘tersebut’ menjadi obat mujarab ketika sedang butuh-butuhnya. Syit berantakan
gini ya tulisannya. Sial.
Baiklah, pertama
1. Blur
/ Beetlebum
Seperti diajak klimaks diwaktu yang singkat mengikuti
lirik pembuka awal hingga pertengahan dan dipaksa ikhlas ejakulasi sebelum
waktunya ketika masuk reff. Problematik namun cukup nikmat.
2. The
Verve / Bitter Sweet Symphony
Lebih ke suka video clipnya dibanding musiknya yang
terlalu monoton. Seperti kamu gak usah peduli dengan segala noise-noise negatif
disekitarmu. Ditanya kapan lulus, kapan kawin, kapan DO, kapan bakar kampus.
Jangan dengarkan, jangan pedulikan cukup jalan aja kedepan, lempeng, gausah
nengok dan enjoy.
3. The
Mike Flowers Pops – Wonderwall
ini sebenernya saya gak sengaja denger dan liat. Sungguh penghinaan
yang teramat hina terhadap oasis, tapi ampuh bikin stress saya ilang sebentar
dan kembali stress diending lagu.
Saya rasa semakin njelimet bin kacau isi otak saya
sekarang. Lebih baik dicukupkan saja. Bilahitaufik wal hidayah. Wasalamualikum wr.
Hi wabarokatuh.