Perayaan Tahunan Dan Pesta Kolesterol

Minggu, Juli 26, 2015

" Makanan Lebaran "
gambar : dari google


Hari kemenangan kita umat islam ditandai dengan datangnya bulan Syawal dan berakhirnya bulan Ramadhan. Kenapa disebut hari kemenangan ?
Pernahkah terlintas dalam hati kita bahwa datangnya bulan syawal adalah hari kekalahan ?

Definisi kemenangan atau menang adalah telah tuntasnya suatu masalah atau telah impasnya suatu sengketa yang diselesaikan dengan usaha dan perlawanan sehingga kita mendapat keuntungan dari proses yang bernama perjuangan. (kemenangan).
Hari kemenangan berarti hari dimana sebelumnya kita pernah berjuang ‘dalam hal ini’ di bulan ramadhan. Bernarkah berjuang ? Berjuang untuk apa ? Melawan apa ? Nafsu ? Nafsu apa ? Nafsu makan ?.
Kalau berjuang melawan nafsu makan, Ya saya akui kita semua berjuang dan ‘berhasil’ menurunkan berat badan di hari kemenangan. Tetapi apakah ‘hati’ kita ikut berjuang untuk melawan nafsu didalam hati (bathin) ? atau mungkin pemahaman puasa kita hanya sebatas melawan nafsu makan (lahiriah)saja ?

Tanyalah pada hati kecil, apakah bulan ramadhan merubah sifat yang kasar menjadi lembut, sifat yang jahat menjadi baik, fikiran yang kotor menjadi bersih dan kegalauan atau rasa bimbang menjadi hilang, ketidaktaatan menjadi taat. Apa yang kita dapat dari hari perjuangan (ramadhan) kemarin? Kemenangan (idul fitri) semacam apa yang kita peroleh. Bersih (fitri) kah hati kita ?

Bersih. Bukan hanya soal zakat fitrah dan semua menjadi fitri (kembali suci). Jikalau seperti itu orang kaya akan semakin bersih walaupun hatinya kotor dan si miskin menjadi semakin kotor walaupun hatinya bersih.

Sebenarnya, kita semua kalah!
Kalah dalam bersungguh-sungguh dalam berjuang. Semua kemaksiatan kita lakukan dan semua kebiasaan buruk masih kita jalankan ‘hanya saja’ dengan balutan nuansa islami agar terkesan kekinian dan mengikuti musim. Musim ramadhan.
Saya benar-benar menyesal dan merasa kalah telak melewati ramadhan kemarin. Walaupun puasa (menahan lapar) full selama sebulan tanpa cacat semua tida menjadi berarti

Ketika..

Gema takbir berkumandang dan ketika tubuh menimbun lemak dari semur, rendang, sambal ati dan opor ayam secara berbarengan. Pada saat itu pula hati menimbun kolesterol keburukan berkat bulan ramadhan yang tidak kita jalani sepenuh hati.
Coba kita renungkan, tentang makna perayaan dan pesta kolesterol kemarin.


Apakah kita pantas merayakan hari kemenangan atau seharusnya menerima hari kekalahan ?

26 Juli 2015

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts