Juantan Kuya : Tentang Masa Kecil dan Saat Ini

Selasa, Februari 20, 2018

Image result for anak introvert

"Juantan Kuya"
gambar : dari google


20 tahun, terlalu lama, gak juga saya rasa baru kemarin.

Anak kecil itu masih tetap lucu dan lugu. Masih rewel minta dibelikan lego dan buku cerita anak-anak, masih sering banyak tanya dan memusingkan ibunya hingga berjam-jam lamanya. Menangis adalah hobinya. Ayahnya sangat menyayangi juantan, maklum anak pertama. Kalau juantan sedang sedih ayahnya selalu membuatkan gambar yang indah dan menyanyi lagu beatles untuk menghilangkan sedihnya. Hidupnya berkecukupan namun dunianya selalu melankolis, masa kecil yang menyenangkan dalam nuansa kesedihan, indah dan berbekas.

“Kakak, apa kabar?” Katanya. Seketika saya melongo juantan memanggil saya kakak. Dan merasa heran, sejak kapan anak ini jadi ramah. Dia masih sama seperti 20 tahun lalu, bawel, banyak nanya dan selalu ingin tahu. Pikirannya masih kritis dan detail, dia akan marah bahkan menangis kecewa jika mendapat jawaban alakadarnya. Dan pertanyaan “apa kabar” darinya bagaikan pertanyaan yang dilontarkan professor kepada mahasiswa bodoh dalam sidang akhirnya. Bagaimana saya bisa menjelaskan detail kabar saya saat ini yang dalam kenyataannya saya pun mempertanyakan keadaan diri pada diri sendiri berulang-ulang setiap hari. Jawaban paling aman adalah diam, menahan nafas dan meminta dijawab pada anak kecil yang memberi pertanyaan sederhana “apa kabar”

Juantan mengernyitkan dahinya seolah matanya berbicara melihat saya teman kecilnya yang semakin tua semakin gak asyik untuk diajak bercengkrama. Sambil memainkan lego kesukaannya anak kecil itu memberi nasehat, “untuk apa menjadi tua jika pemikiranmu lebih bodoh dari dirimu ketika berusia balita” kemudian juantan pergi dengan rasa kecewanya. 

Pertemuan siang ini sungguh mengharukan. Juantan kuya, yang kurindukan.

20 Feb 2018

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts