Filosofi : AYAM KAMPUNG
Rabu, Oktober 10, 2012
" Ayam Kampung "
Gambar : Dari Google
Kali ini saya akan
sedikit bercerita tentang hasil percakapan saya dengan Aping (Ayah, dalam
bahasa sunda) yang merupakan orang tua sekaligus inspirator dan motivator saya.
Pada sekitar bulan Agustus 2011 ketika saya masih tinggal
bersama orang tua dan ketika akan memasuki dunia perkuliahan saya sempat merasa
galau dan bimbang, yang ada di pikiran saya pada waktu itu adalah memikirkan bagaimana
sulitnya hidup nge-kost, jauh dari rumah, dan keraguan-keraguan lainnya (maklum
dari kecil belum pernah jauh dari orang tua :D).
Hingga pada hari minggu tepatnya sehari sebelum saya
berangkat untuk kuliah dan nge-kost saya berbincang-bincang dengan Aping,
hampir setiap minggu kami selalu berbincang-bincang karena di hari-hari biasa
beliau bekerja dan tidak ada waktu untuk bersantai bersama. Dan saya mulai
perbincangan dengan bercerita tentang apa yang saya rasakan pada saat itu.
Saya : “ ping mau curhat nih ”
Aping : “ kok kaya cewek pake curhat-curhat segala,
ada apa ? ”
Saya : “ gini, aid kan besok udah mulai kuliah… ”
Aping : “ iya terus ? “
(kemudian beliau langsung mengetahui apa yang saya
rasakan )
Aping : “ kenapa kamu ragu jauh dari rumah ? “
Saya : “ yaa gitu lah, kok tau ? “
Aping : “ tau lah anak manja kaya kamu mah pasti ga
jauh dari itu (bercanda)"
Saya : “ yauda kumaha ? kasih pencerahan dong hehe “
(beliau langsung mematikan rokok yang dihisapnya dan
mulai berbicara serius)
Aping : “ begini a, kehidupan dan waktu itu berputar,
kadang susah kadang senang, kadang bahagia kadang sedih, kadang merasa sibuk
kadang merasa kesepian juga. Seperti yang kamu rasakan sekarang, ada masanya
kita hidup bersama dengan orang tua ada masanya pula kita harus hidup jauh dari
orang tua, dan itu semua hal yang wajar dalam kehidupan ini. sekarang kamu
merasa ragu kalau harus jauh dari orang tua, berarti kamu juga ragu akan skenario
kehidupan yang telah tuhan rancang ?
Saya : “ masih bingung , maksudnya gimana “
Aping : “ JADILAH AYAM KAMPUNG, JANGAN JADI AYAM
NEGRI “
Saya : “ maksudnya ? “
Aping : “ udah saatnya kamu menerapkan prinsip ini,
kamu bisa bedain kan ayam negri sama ayam kampung, Ayam negri dagingnya banyak
terlihat sehat KARENA dari mulai dia menetas dari telurnya sampai dia dipotong
SELALU di rawat oleh peternaknya, diberi makan, dibersiin kandangnya, istilahnya
semua yang dibutuhkan si ayam negri di urus sepenuhnya oleh si peternak, dan
kalau siayam negri itu dilepas atau di tinggalkan di luar area peternakan dia
kebingungan, untuk makan pun dia bingung apa yang harus dilakukan BEDA dengan
Ayam Kampung, dari mulai menetas dia memang di berikan perhatian oleh induknya karena
melihat kondisi yang belum memungkinkan untuk berkembang sendiri, tapi setelah si
ayam kampung itu beranjak dewasa dia berpisah dengan si induk dan berkembang biak
sendiri dan apabila dilepas dan dipisahkan dari induknya dia akan bertahan dan
mencari makan sendiri karena terbiasa mandiri dan tidak selalu disuapi. Kamu
bisa menarik kesimpulan kan dari perbandingan tadi ?..
SAMA seperti manusia, kalau hidupnya selalu bergantung
pada orang tua, manja, dan bermalas-malasan kedepannya nasibnya bakal sama
seperti si ayam negri tadi apabila dia dilepas oleh orang tuanya dia akan
sengsara dan sulit untuk hidup mandiri.
Dan sekarang kamu sudah bisa disebut dewasa, artinya apa
kamu udah sepantasnya hidup sendiri, laki-laki loh kamu :D
Saya : “ okeee
ngerti, paham :D “ (meresa puas dengan jawaban dan motivasinya)
Begitulah singkatnya perbincangan kami pada saat itu,
saya merasa punya semangat baru dan tersadarkan :D, dan bersiap untuk skenario kehidupan
selanjutnya.
kesimpulannya adalah kita harus menyadari dan introspeksi
dengan apa yang kita lakukan, membiasakan hidup mandiri adalah kunci
keberhasilan, selalu bersyukur menambah indahnya hidup ini J
- LIFE IS A
BEAUTIFUL STRUGGLE -
MUHAMAD SYAHID
ABDURRAHIM
11 Oktober 2012
0 komentar