Dibatas lelah sebuah pencapaian menuju sidang sarjana

Sabtu, Agustus 22, 2015


" Pernyataan yang sangat pesimistis "
gambar : dari google


“ Kalau saja saya dapat memotong tubuh ini menjadi dua bagian dan tidak mati, mungkin sudah saya lakukan dari sejak kemarin sebelum semuanya menjadi semakin semrawut “

Saya kira mengambil pilihan komprehensif adalah pilihan yang tepat bagi mahasiswa yang gak mau ribet seperti saya. Sempat pula saya membayangkan bagaimana mudahnya alur cerita perkuliahan diakhir ini berjalan “ah, palingan tinggal sidang doang” dan ternyata tidaklah sedemikian simplenya alur yang harus dilewati mahasiswa tingkat akhir. Kemarin, ya beberapa hari kemarin saya masih bisa tertawa lepas tanpa hambatan seperti dihantui bayang-bayang nilai, urut-urutan maju sidang yang melahirkan tanda tanya ‘kapan’ dan masih banyak lagi masalah-masalah baru yang bermunculan. Tapi yang membuat saya heran kenapa bisa secepat ini masalah-masalah itu datang. Dan kenapa pula datang disaat saya akan melakukan sebuah perjalanan untuk berlibur.

Masalah terberat adalah ketika membuka studentsite dan menemukan deretan nilai-nilai yang sangat-sangat diluar perkiraan. Terlintas pertanyaan, berapa uang yang harus saya keluarkan untuk biaya perbaikan, berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan semuanya, bagaimana saya mengatur antara urusan nilai dan sidang. Hanya itu yang saya pikirkan sampai sekarang, sampai saya tidak tahan lagi dan menuliskan semua unek-unek ini. Dan ketika saya cek urusan cheat dan database (buat yang ngerti) dan ternyata tidak tersedia untuk mata kuliah ‘tersebut’. MATI DAH GUA!! KELARR!!

Saya pernah mendengar dan membaca kalimat yang entah darimana dan apa maksudnya “orang mah tau nya aku tuh enak aja gitu, pedahal mah sedih tau kalo diceritain teh” adalah kalimat yang sangat pas banget dilontarkan kepada siapa saja yang kurang mengerti keadaan saya seperti saat sekarang ini. Saat ini saya tidak lagi bisa memikirkan hal-hal diluar masalah perkuliahan ‘boro-boro’ mikirin liburan dan bersenang-senang.

Balik lagi kepada imajinasi spontan pada kalimat awal diatas “andai saya bisa memotong tubuh menjadi dua bagian”. Kenapa saya sampai segila itu berimajinasi? Jawabannya simple, karena saya manusia. Manusia yang selalu membutuhkan keseimbangan dalam hidup. Seimbang adalah dimana takaran masalah dan kecerdasan emosi dalam titik yang sejajar. Setiap manusia pasti punya masalah, entah itu masalahnya ringan atau berat akan tetapi setiap masalah bagaimana bentuknya akan mudah diselesaikan apabila dalam diri kita sudah terasa cukup rasa senang dan bahagia. Dan karena saya gagal liburan otomatis saya kekurangan takaran kesenangan, motivasi dan semangat untuk menghadapi persoalan ini. Dan apabila saya bisa membagi tubuh ini menjadi dua bagian sudah pasti saya akan berlibur dan tubuh yang satu lagi mengurus urusan perkuliahan. Haha terkadang masalah yang berat melahirkan imajinasi yang aneh (gila).

Persoalan baru muncul ketika “andai ada orang yang bisa mengerti keadaan saya, yang bisa membantu menyelesaikan semuanya sedikit demi sedikit, setidaknya mendampingi hanya sekedar memberi semangat” kadang galau muncul disaat-saat seperti ini. Saya kira tidak ada, siapa pula yang peduli dengan urusan orang kan?

Entahlah kualitas menulis blog dan inspirasi saya akhir-akhir ini seperti sedang berada di level terbawah. Sehingga banyak sekali keluhan yang sebenarnya tidak pantas juga untuk dijadikan bahan tulisan. Akan tetapi inilah hal yang bisa saya lakukan ditengah situasi seperti sekarang ini. Hanya menulis secara melankolis yang bisa saya lakukan. Sampai kapankah ? Entahlah

“ Aku butuh seseorang yang bisa mengerti “

22 Agustus 2015

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts