Bosan Menulis

Senin, Desember 28, 2015


" My Danbo "
gambar : dokumen lama


Beberapa bulan belakangan ini saya sangat tidak tertarik untuk membuka laptop, entah itu hanya sekedar mendengarkan musik, nonton film atau iseng main game. Entahlah, seharusnya sebagai seorang sarjana komputer malas membuka laptop adalah sesuatu yang haram dan tidak boleh dibiarkan. Oh maaf saya belum sempat bercerita kalau sekarang saya bukan lagi mahasiswa, sekarang saya sudah jadi sarjana fresh graduate alias pengangguran bersertifikat. Penambahan gelar dibelakang nama menjadi S.Kom cukup membuat bangga namun cukup lucu untuk mengenang setiap cerita pahit getir proses pencapaiannya, dan bagi saya pribadi gelar S.Kom sangat bisa diartikan sebagai ‘Sarjana Komedi’ walaupun terdengar mengada-ada memang.

Hal yang menjadi masalah baru saat ini adalah ketika bingung harus ngapain untuk mengisi waktu luang. Yang saya lakukan kemudian hanyalah menumpahkan ‘curhat’ tentang kebosanan saya menulis dengan cara menulis. Itu artinya ya saya menulis lagi dong.. Menyadari itu saya kemudian merasa jadi sangat tumpul dan mandul untuk mencari solusi. Sebenarnya saya suka membaca. Tapi saat ini saya tidak (pernah) punya cukup dana untuk membeli buku baru yang saya inginkan. Saya cuma ingin mengisi waktu. itu saja.

Beberapa kawan saya ingin sekali (katanya sih) melupakan masa lalunya yang indah dan tragis (campur-campur). Mereka kemudian meminta saya untuk mengedit beberapa photo kekasihnya itu. Ada juga yang meminta dibuatkan film pendek sejenis klip dengan memakai slide dari photo-photo koleksi ‘masa lalunya’ itu. Menurut saya ini adalah orang paling gila. Bagaimana bisa lupa jika pada prakteknya mereka justru melakukan sesuatu untuk mengenang. Pada akhirnya percuma juga sumpahnya untuk melupakan itu diucapkan lewat bibirnya yang getir dan kelu.

Seorang kawan dekat saya ketika sedang berada di Sukabumi pada suatu malam mengirim LINE. Saya menduga ia mengirimkan saya LINE sambil minum dan mabuk (mungkin di alun-alun atau dipinggir jalan lainnya). Disitu ia mengatakan bahwa minum dan mabuk itu bukanlah media untuk melupakan sesuatu (mantan pacar atau kecengan misalnya), tapi minum dan mabuk adalah media untuk mengenang. Dengan itu maka tiap tetes yang dinikmati menjadi punya makna. Oh shit, mengapa tiba-tiba ia menjadi begitu cerdas dengan pikiran seperti itu. Sayangnya saya sudah tidak lagi mengenal minuman-minuman semacam itu sejak lama. Mungkin nanti saya akan memberikan ia saran untuk mengerjakan Laporan Tugas Akhirnya-nya sambil mabuk saja. Tidak apa-apa kalau dengan cara itu ia menjadi lebih brilian dan bersemangat. Dari pada kondisi normal tapi mentok. Kapan lulus kuliahnya kalau begitu. iya kan?! Hehehe saya cukup cerdas juga nih.

Terlalu banyak contoh disekitar kita. Dari presiden, politikus, anggota dewan, tokoh masyarakat, kiyai, rampok, garong dan lain sebagainya. Copet teriak copet pun terjadi. Saya pun yakin, kita juga sering melakukan hal bodoh itu. Niatnya tidak ingin melakukan hal itu tapi malah kita lakukan dan jalani(dengan atau tanpa sadar). Bersumpah untuk melupakan tapi malah terjebak dalam lamunan panjang yang penuh romantisme syahdu tai kucing. Macam betul saja, Itu seperti seorang maling atau perampok yang melarikan diri dari penjara Polsek Cigombong dan memutuskan untuk bersembunyi di penjara Polsek Caringin. Ya sama saja.

Sudahlah, mungkin memang harus sedikit bersabar dengan apa yang saya jalani saat ini. Berpikir positif kadang mudah luntur dengan kelakuan orang-orang terdekat macam tak mengerti keadaan diri.

--- Cigombong, 2:47 AM ---


28 Desember 2015

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts