Selemat Ulang Tahun

Jumat, Januari 29, 2016


" Happy Birthday "
gambar : tumblr


29 Januari, Saya banyak belajar dari tahun ini. Dari 29 Januari 2015 yang sepi ke 29 Januari 2016 yang sebenarnya masih sepi juga. Sepi dalam artian saya melewati tanggal 29 dengan begitu saja tanpa ada perayaan, tanpa ada pertemuan, tanpa ada ya setidaknya saya melewati hari ini bersama siapa, entahlah. Yang jelas saya sudah sangat terbiasa dengan kesendirian semacam ini.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, setiap tanggal 29 januari saya selalu mengingat-ingat kejadian setahun kebelakang. Entah itu mengingat-ingat hal menyenangkan, mengingingat-ingat hal menyedihkan juga termasuk mengingat-ingat resolusi atau harapan-harapan yang sudah atau belum terwujud. Ya, saya selalu berangan-angan dan berharap kepada tuhan setiap tanggal 29 Januari. kurang lebih harapannya seperti ini, “Ya Allah saya pengen ditahun ini punya ini, punya itu, menjadi begini, menjadi begitu” dan banyak pengharapan-pengharapan lainnya. Tapi untuk 29 Januari kali ini saya tidak ingin lagi mempunyai harapan-harapan atau beresolusi semacam tersebut. Saya merasa hal yang saya lakukan hanyalah bentuk dari hawa nafsu duniawi yang sejatinya bersifat semu. Saya merasa apa yang saya harapkan hanyalah harapan-harapan yang sifatnya untuk memuaskan hawa nafsu saja. Termasuk harapan mendapat jodoh misalnya, harapan mendapat pekerjaan yang enak, financial atau keuangan yang banyak dan berlimpah. Itu semua bentuk representasi dari hawa nafsu sebenarnya kalau kita mau berpikir. Pertanyaan paling mendasar dari pernyataan saya yang menganggap harapan-harapan tersebut termasuk bentuk kesia-siaan adalah pertanyaan “untuk apa?”.

Untuk apa, adalah sebuah pertanyaan yang paling mendasar dari pernyataan-pernyataan serta pemikiran saya secara keseluruhan. Banyak sekali jawaban dari pertanyaan ‘untuk-apa’ tersebut termasuk diantaranya, Agar saya bahagia, agar hidup saya menjadi mudah, agar hidup saya penuh warna dsb. Tapi ada hal yang saya lupakan dari kesemuanya itu adalah  Waktu, Umur dan Tanggung jawab.
Saya sangat yakin dan mampu mewujudkan harapan-harapan tersebut, saya merasa optimis akan hal itu tapi terkadang saya lupa memikirkan tentang waktu, umur dan tanggung jawab. Apa yang akan kita perbuat dengan harapan-harapan itu seperti jodoh, kekayaan serta karir yang cemerlang sedangkan kita tidak tahu waktu dan umur kita hidup berapa lama lagi. Begitupula tanggung jawab, Apakah harapan-harapan saya tersebut bisa dipertanggung jawabkan dihadapan tuhan kelak?. Saya termasuk orang yang meyakini akan hari akhir dan hari pembalasan. Semua pasti akan diminta pertanggung jawaban. Termasuk pertanggung jawaban atas harapan-harapan atau resolusi hawa nafsu tersebut.
Memang tidak ada salahnya berharap, tapi menuhankan diri kepada tuhan agar semua harapan terealisasikan adalah hal yang kurang ajar bagi ukuran seperti saya (mahluk ciptaannya). Alasan lain yang harus digaris bawahi adalah ketika kita merasa kecewa yang berkepanjangan karena kita terlalu banyak berharap terhadap sesuatu.

Jadi, ditanggal 29 januari kali ini saya tidak akan lagi beresolusi, tidak akan lagi menggantungkan harapan-harapan yang sarat akan ke-egoisan diri. Yang saya harapkan hanyalah keridhoan Allah, dan pengampunan atas segala bentuk dosa-dosa yang telah lalu. Itu saja. Karena saya yakin jika Allah ridho, hidup saya akan selalu mendapat keberkahan yang melahirkan keberuntungan-keberuntungan dunia, dicukupi kebutuhan hidup dan cukup. Sederhananya, Saya tidak akan mengatur tuhan agar memenuhi harapan saya tapi saya berharap tuhan mengatur dan membimbing saya.

Hidup menjadi lebih terarah ketika kita berserah diri kepada tuhan, mensyukuri semuanya dengan ketakwaan, kesabaran dan keikhlasan. Dan memperingkas tujuan-tujuan dan harapan-harapan kita dengan satu tujuan yaitu Allah niscaya semua keberkahan hidup akan kita dapati.


Selamat ulang tahun teruntuk jiwa yang baru, semoga Allah mengampuni.

29 Januari 2016

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts