" Buat yang ngerti-ngerti aja "
gambar : Grup fb
“ Ma-ju-lah gu*nadaaarma.. Majulah putra indonesia..
Tuntut ilmu bersemangat baja.. tuk mengemban
tugas mulia ”
Kalimat diatas adalah potongan lirik dari Mars Gu*ndar
yang beberapa tahun lalu saya nyanyikan bersama ratusan teman-teman mahasiswa
dari Fakultas Ilmu Komputer lainnya dengan nada yang keras dan agak sedikit
fals namun penuh kebanggaan dipelataran parkiran kampus dalam suasana bulan
ramadhan di bawah terik sinar matahari yang panas banget (PPSPPT 2011). Pada
hari itu ketika kita (maba) masih berstatus apa atuh terselip tekad akan
menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya agar dapat mengharumkan nama bangsa dan
mengemban tugas mulia seperti yang tergambar jelas dalam lirik mars yang sangat
epic itu. Setelah kurang lebih 10 jam acara PPSPPT pun usai dengan penuh suka
cita dan haru kami pulang dengan menyandang status MAHASISWA..
Semester pertama tekad masih terjaga, semangat masih
bergelora, dosen masih terlihat ramah, kelas kondusif dan ramai. namun
kejanggalan mulai terlihat ketika masuk semester dua dimana saya dihadapkan
pada suatu kenyataan pahit bahwa ipk saya bisa dibilang ga bagus-bagus amat
(jelek). Seperti kata pepatah ‘karena nila setitik rusak susu sebelanga’ yang
artinya seberat apapun bentuk masalah pasti ada solusinya. saya mencari solusi
agar ipk bisa kembali ke titik normal dengan bertanya pada salah seorang senior
yang merupakan teman satu kosan. Dia menyarankan saya untuk mengambil keputusan
menempuh “UM”. Dengan rasa penasaran yang tinggi dengan gencar saya bertanya
ini itu tentang UM ini kepadanya dan hasil dari perbincangan itu sangatlah
mengejutkan dan cukup melegakan.
Keesokan harinya dengan stamina dan harapan yang tinggi
saya langsung mengurus UM dikampus. Dengan bermodalkan uang 45rb (waktu
tahun2012, sekarang harganya 75rb) saya dapat membeli sebuah voucher UM. Harga
tersebut cukup berat bagi saya yang berstatus anak kosan yang serba kekurangan
di akhir bulan. Kemudian saya langsung ketempat UM dengan berpakaian sesuai
ketentuan yang berlaku dan tak lupa berbekal CIT. apa itu CIT ? rasanya tidak
etis juga saya jelaskan disini biarlah kata misterius itu menjadi lumrah dalam
kehidupan yang semakin edan ini.
Sekitar 90 menit saya mengerjakan soal di ruang UM dengan
penuh rasa takjub melihat fenomena di dalamnya. Kemudian pulang ke kosan dan
dengan rasa penasaran yang tinggi saya langsung menyalakan laptop untuk mengecek
nilai dan apa yang terjadi.. Nilai salah satu mata kuliah yang saya UM kan tadi
yang tadinya D berubah menjadi A ! Seketika saya syok dan terharu melihat apa
yang terjadi, hanya dalam 90 menit dan CIT masalah ipk dan nilai teratasi.. dan
pastinya one and only cuma ada di my kampus kebanggaan.
Setelah menemukan fenomena UM tersebut, saya menjadi
khilaf seperti kebanyakan mahasiswa yang lain rasakan. Kuliah dianggap santai,
masuk sok engga juga woles, kalau nilai jelek kan ada UM. NAHH !
Saya lupa akan hakikat mahasiswa adalah pencari ilmu, sekitar
empat semester atau dua tahun saya menjadi mahasiswa yang yaelah woles lah
ngapain kuliah. Dan itu membuat saya sedih di akhir-akhir semester seperti
sekarang ini. Jujur saya sangat menyesal. Ternyata yang tadinya menjadi solusi
malah menjadi masalah, nilai anjlok karena jarang ngampus. Dan sudah dipastikan
UM. Menjadi dilema ketika UM kadang menjadi solusi kadang pula menjadi sumber
masalah. Tapi terlalu menyesal juga tidak dibenarkan, yang pasti life is never
ending learning process. Sekarang saya hanya menjalani kuliah + UM agar target
lulus tepat waktu dan nilai diatas normal (berkat UM).
Kesimpulannya, di zaman yang serba dimudahkan ini hal yang
semestinya sulit untuk dijalani dapat dengan mudah dijalani. Namun kemudahan
tersebut haruslah di iringi dengan sikap mawas diri dan tidak lupa tujuan. Ex :
Mahasiswa tujuan nya kuliah/belajar ! bukan UM.
Dan saya kira dunia semakin materialistis dan serba
instan. Hanya dengan uang apapun bisa dirubah dengan gampang termasuk nilai dan
ipk. Ex : Saya, mahasiswa pemalas dengan ipk membanggakan :D
Pada waktunya nanti ketika wisuda saya beserta ribuan
wisudawan lain dengan lantang bernyanyi Mars lagi dengan penuh rasa kebanggaan
pada lirik yang sangat ‘dalam’ maknanya. Sangat dalam :’)
Jangan terlalu
serius menanggapi tulisan saya diatas,
tulisan diatas
hanyalah obrolan ringan semata.
salam,
- Muhamad Syahid Abdurrahim -
25 Januari 2015